berapa berapa berapa

TERIMA KASIH

selamat datang....
komentarnya di isi ya....
join juga, biar makin seru...

Wednesday, January 6, 2016

Kebun Raya Bogor

Sebuah pertemuan pasti selalu ada kesan tersendiri di dalamnya. Termasuk cerita di bawah ini. Dan sudah izin untuk membagikan cerita ini kepada para pembaca. 

***

Assalamualaikum wr wb
Sedikit ingin curhat (Saya=R)
Saya adalah seorang yang punya kemampuan fotomemoric yg bagus. Ketika melintasi sebuah jalan, Secara instan saya lngsung hafal betul liku-liku jalan tersebut. Tapi kmampuan ini sirna ketika malam hari (buta peta)
Kamis, 24 Desember 2015.

Sepulang dari temu kangen bersama teman seangkatan (sebut saja P & L) di Bogor, saya naik KRL pukul 18.30. Tiba di st.Cakung pukul 21.15. Saya langsung menuju parkiran motor, tempat belalang tempur saya bersandar. Dengan kePERCAYADIRIANan tingkat tinggi, saya menelusuri tiap tikungan yang mengarahkn saya kembali ke Cikarang. Ketika tiba di bawah jembatan gantung, hati saya menuntun untuk belok ke arah kanan. Akan tetapi, saya tetap bersikeras untuk belok ke arah kiri. Walaupun sedikit melawan arus, akhirnya sampai juga di jalan utama.

Girang hati ini seolah-olah merasa menemukan jalan pintas menuju Cikarang. Sekali lg, saya menolak kata hati saya untuk berbalik arah. Saya telusuri padatnya jalanan kota Bekasi. Sebagi ajang pembuktian diri. Dengan berbekal google map, saya mnjdikan "st.Bekasi" sebagai patokan arah perjalanan pulang. Tertulis 1 jam 20 menit dari tempat saya terdiam menuju st.Bekasi. Saya melaju lurus tanpa hambatan menerobos celah-celah sudut antara mobil dan tanpa menghiraukan papan penunjuk arah. Sesekali melihat map.
Sungguh tercengang jiwa ini ketika berhenti di sudut keramaian dan melihat papan bertuliskan PULO GADUNG.

Saya memutuskan untuk berbalik arah, mengecek kembali google map. Dan ternyataaaa.... saya salah baca map. Ketika sinyal hilang, penunjuk map tidak akurat... 

Hiks Hiks Hiks...

Saya sadar betul kalau malam ini saya telah melakukan dosa besar.

1. Saya terlalu sombong dengan kemampuan saya.
2. Saya telak musrik, karena lebih percaya dengan google map.


Akhirnya dengan perasaan hati yang kacau, saya berbalik arah dan mencoba menenangkan diri dengan tetap mengucapkan "subhanallah walhamdulillah walailahailallah allahu akbar laa haulawala kuwwata illabilla hil 'aliyil adzim"

Sepanjang perjalanan, saya terus menerus melafalkan kalimat tersebut. Masih belum tau arah jalan pulang, mata saya seolah dibelokkan dengan tulisan arah Buaran & Kalimalang. Saya mencoba menelusuri jalan tersebut dan pasrah terhadap kehendak Allah.

Sungguh tak disangka, saya tiba di depan kantor cabang Nurul Fikri Buaran, tempat saya RAKER tiap minggu pada bulan ini. Sungguh lega rasanyaa. Saya hafal betul jalan pulang.
Hikmah yang bisa diambil dari plajaran ini Ternyata pertolongan Allah selalu datang saat kita terdesak dan sangat membutuhkan-Nya.

Maaf mengganggu waktunya
Wassalamualaikum wr wb


#hingga saat ini saya masih merasa terharu

***

cerita ini di adopsi dari kisah nyata.


Bogor, January 06, 2016
with love
Laras Saty

2 comments:

bagaimana menurut kamu?