By: Laras Saty
Berjalan setiap harinya kurang lebih 15 menit dalam
sekali jalan menuju lokasi kantor. Jadi kalau di total setiap hari menghabiskan
waktu 30 menit dalam perjalanan.
Ibu kota. Jam berapapun di sini tetap hidup. Hidup dengan
segala kesibukan yang dilakukan masing-masing personil. Dan termasuk saya.
Banyak hal yang dapat saya pelajari selama satu
bulan pas saya berada di ibu kota ini, tepatnya di jakarta selatan. Dari keberagaman
kebiasaan, cara berpakaian, minat makan, cara bergaul, pedagang asongan,
pedagang kaki lima, restoran, satpam, OB/OG, yaaa ibu kota memang luar biasa
berwarna.
Setiap harinya saya berjalan melalui jembatan
penyebrangan yang menghubungkan daerah kost saya dan tempat bekerja saya. Lumayan.
Cukup lumayan jauh. Haha. Tapi saya bersyukur setidaknya saya dapat melatih
kebiasaan saya yang malas jalan menjadi anak yang terpaksa rajin berjalan kaki
-_-
sebelah kantor saya adalah kedubes Ausi (rame polisi tiap waktu di sini) |
ceritanya lagi nugas, ceritanya! |
kerjaannya makan sambil nugas. iya MAKAN dulu (alias obat ngantuk) |
keadaan meja saya. kue nya habis dalam waktu singkat |
Dan hari ini tanggal 30 januari 2014 silam,
sepertinya menjadi hari yang istimewa tidak hanya dengan saya, dengan semua
yang ada di semarang maupun di mana-mana.
Mengapa?
Karena hari kamis terakhir di bulan Januari ini
mengingatkan saya akan bapa, yang tepat satu bulan meninggalkan kami semua.
Karena teman-teman saya yang berada di semarang
(undip) berwisuda.
Karena hari ini saya mendapatkan gaji kedua dan di
tempat “ini” menjadi yang pertama setelah saya bekerja selama sebulan. Alhamdulillah.
Capek selama sebulan hasil keringat sendiri turun juga. Haha
Dan ini belum selesai sampai di sini. Perjuangan saya
dalam mencairkan gaji pertama saya ini terkendala akibat kesalahan saya
sendiri. Saya memblokirkan atm saya. Dan fix terimakasih. Saya di buat lelah
oleh CS bank yang saya temui maupun via phone.
Berjalan dari kantor sampai bank cukup lumayan jauh,
sekitar 15 menit sekali jalan. Dan tidak membuahkan hasil. Telp sana-sini dan
alhasil harus di benahi di karawang. Akhirnya, setelah kebawelan saya yang
melebihi cs bank tersebut, saya mendapatkan apa yang saya inginkan.
Alhamdulillah........
Senang banget melihat buku tabungan yang saldonya
bukan di transfer dari orang tua. Dan ini hasil keringat saya sendiri.
Kalau gajian yang pertama waktu itu, kami dikasih
cash, dan menyenangkan kalau di kasih di muka memang. Tapi ya rada
malas-malasan ketika saat kerja.
Kalau yang sekarang, yaa suatu saat akan kalian
rasakan bagaimana rasanya membuahkan hasil dari jerih payah sendiri.
Setidaknya belajar tidak harus dari apa yang telah
kita dapatkan. Dari apa yang belum kita dapatkan pun menjadi sesuatu yang
bermakna dan bermanfaat.
Sekian.
Karawang, 1 pebruari 2014
Laras saty
No comments:
Post a Comment
bagaimana menurut kamu?