mendapat tantangan dalam bidang biologi, walaupun belum sepenuhnya dalam genggaman tangan, setidaknya belajar dan mempersiapkan lebih dini tak ada salahnya.
kali ini mengenai teknologi bantu reproduksi dan pengaturan fertilitas. dan lebih spesifiknya pada bidang IV F (invitro fertilization) atau biasa dikenal dengan program bayi tabung.
semester 6 saya mengambil mata kuliah (matkul) yang namanya biologi reproduksi. ini salah satu matkul wajib pada jaman saya kuliah. mengapa? karena matkul ini merupakan proyeksi kedepan dalam kehidupan manusia pada umumnya.
berasal dari mana dan bagaimana bisa terjadi, di matkul ini akan dijelaskan secara mendetail.
saya kutip dari buku ajar kami, yang di tulis oleh dua dosen hebat saya yaitu bapak Muhammad Anwar Djaelani dan ibu Agung Janika Sitasiwi. beliau berdua adalah dosen-dosen hebat pada bidang biologi reproduksi.
teknologi bantu reproduksi merupakan suatu teknologi yang umumnya dilakukan sebagai upaya membantu individu baik pada manusia maupun hewan yang mengalami gangguan atau ketidaknormalan pada sistem reproduksi yang berakibat individu tersebut tidak dapat bereproduksi secara alami.
dan teknologi ini dilakukan secara sengaja, untuk memproduksi turunan yang dapat diketahui secara pasti sifat genetiknya, juga dilakukan untuk menjamin ketersediaan induk atauu anakan dalam waktu yang relatif lebih cepat pada hewan dengan laju reproduksi yang rendah karena masa perkembangan embrio yang rendah.
teknologi bantu reproduksi yang dikembangkan antara lain, adalah:
1. intra uteri insemination (IUI)
2. embrio transfer (ET)
3. individu transgenik
4. kloning
5. invitro fertilization (IV F)
dan di sini saya akan membahas mengenai IV F terlebih dahulu, karena teknologi ini lebih banyak dikenal pada kalangan umum.
***
INVITRO FERTILIZATION
prinsip kerja:
mempertemukan spermatozoa dengan ovum di luar tubuh dengan medium tertentu sehingga terjadi fertilisasi.
dilakukan dengan dasar adanya gangguan/ ketidak normalan pada induk.
gangguan/ ketidak normalan pada individu jantan:
-tidak dapat ejakulasi secara normal/volume semen
-jumlah
-motilitas dan morfologi spermatozoon, atau
-kualitas semen pada umumnya tidak memungkinkan untuk terjadinya fertilisasi secara alami
gangguan/ ketidak normalan pada individu betina:
-gangguan anatomi dan fisiologi organ reproduksi, sehingga proses reproduksi tidak dapat berjalan normal
-gangguan pada sistem hormon reproduksi
-terbentuknya antibodi antisperma sehingga spermatozoon tidak dapat membuahi ovum secara alami
tahapannya:
pada individu jantan
koleksi semen>seleksi spermatozoon>fertilisasi
pada individu betina
superovulasi>pengambilan ovum>seleksi ovum>kultur ovum dalam medium>fertilisasi
No comments:
Post a Comment
bagaimana menurut kamu?