berapa berapa berapa

TERIMA KASIH

selamat datang....
komentarnya di isi ya....
join juga, biar makin seru...

Thursday, March 28, 2013

CORIOLANUS dan Makna Merdeka Vol.2

 reza;

Coriolanus berjalan meninggalkan Roma bukan tanpa arah. Dia menuju kota kaum Volscian, bekas budak romawi yg menjadi pemberontak dan bertekad untuk merebut Roma ke tangan mereka. Pemimpin Kaum Volscian bernama Tullus Aufidius, bekas budak, sama berani dan sama kuatnya dengan Coriolanus. Mereka berdua adalah musuh bebuyutan di medan perang, namun Coriolanus selalu bisa memukul mundur kaum Volscian.


Berbeda dengan Coriolanus, Aufidius adalah sosok pemimpin yg dicintai rakyatnya, ramah, bersahaja, namun tetap berwibawa. Coriolanus menghadap Aufidius dengan membawa dua tawaran; Menerimanya bergabung dalam Pasukan Volscian untuk bersama mengambil alih Roma, atau membunuhnya saat itu juga. Aufidius bergetar merasakan Harga Diri dan Kehormatan Coriolanus yg demikian tinggi, dia menerima tawaran pertamanya. Coriolanus bergabung dalam Tentara Volscian menjadi pemimpin ke-2 setelah Aufidius, mereka siap meluluh lantakkan Roma demi balas dendam.

Tapi ternya Kharisma Coriolanus mengalahkan Aufidius. Sekejap dia menjadi sangat dihormati oleh tentara Volscian. Roma ketakutan akan serangan yg bisa datang kapan saja ini. mereka baru menyadari bahwa selama ini yg mempertaruhkan nyawa untuk membela negaranya adalah Coriolanus yg sekarang justru menjadi musuh mereka, musuh terburuk yg bisa dibayangkan. Matanya merah oleh balas dendam, telingnya tidak mendengar satu kata pun dari para diplomat2 yg diutus Roma untuk menemuinya. Coriolanus hanya ingin Roma beserta rakyat yg dianggapnya hama bagi negara musnah.

Tapi satu kejadian yg membuktikan bahwa masih ada cinta dalam diri Coriolanus. Ialah saat ibu, istri, dan anaknya menemuinya. Mereka berlutut dihadapan Coriolanus demi pengampunan pada Rakyat Roma. hati Coriolanus luluh, dia berlutut lebih dalam dan menangis dihadapan Ibunya. "Apa yg telah ku lakukan?" . Segera Coriolanus menginisiasi sekaligus menandatangani perjanjian damai antara Roma dengan Kaum Volscian. Roma sekali lagi aman karena tindakan yg diambil Coriolanus.

Di lain pihak Aufidius beserta pasukannya merasa dikhianati. Mereka tidak ingin perdamaian, mereka ingin balas dendam pada kota yg sudah sekian lama pernah memperbudak mereka. Aufidius mengejek Coriolanus yg dinilainya lemah kepada air mata perempuan. Disini Ego serta Harga Diri Coriolanus muncul kembali dan tidak ingin direndahkan. Dia berbicara dihadapan kaum Volscian siapa dirinya dahulu dan mencemooh bahwa mereka hanyalah bekas budak. Aufidius dan Pasukan Volscian marah, mereka beramai-ramai menusuki Coriolanus dengan pedang. Coriolanus mati dalam dekapan Aufidius. dalam hatinya masih ada rasa hormat kepada Coriolanus.

Tragedi yg tidak bisa kita simpulkan siapa yang benar, siapa yg salah. Kisah tentang kepemimpinan, pengorbanan, Kehormatan, Ego, Harga diri, dan juga Cinta ini selayaknya membuat kita berpikir, hikmah apa yg bisa kita dapat darinya. Mungkin sebagian diantara diri kita ada yg merasa seperti Coriolanus, ada yg seperti Aufidius, mungkin Gambaran Rakyat Roma tidak jauh berbeda dengan Rakyat Indonesia sekarang, atau Mungkin sebagian dari rakyat Indonesia merasakan apa yg dirasakan oleh Kaum Volscian.

Ya, Kita butuh pemimpin yg mampu membawa kesejahteraan rakyatnya, memiliki kekuatan untuk mewujudkannya karena Negara ada untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. tapi disisi lain, apa yg telah kita berikan bagi Bangsa ini? atau penjajahan pada bangsa kita yg begitu lama membuat kita begitu haus akan "Kemerdekaan Semu" yang membuat kita ingin balas dendam, mendapatkan kesejahteraan pribadi dan golongan apapun yg terjadi pada orang lain kita tidak peduli. Atau justru karena terlalu lama dijajah kita menjadi lebih banyak melihat keburukan dan menjadi orang yg tidak optimistis. Mari kita renungi bersama sebagai individu, sebagai orang yg diberikan amanah oleh orang lain, dan sebagai rakyat yg harus memberikan yg terbaik bagi Negaranya.

Tak ada salahnya kita mengutip perkataan Abraham Lincoln: "Jangan bertanya apa yg sudah negara berikan padamu, tapi tanyakanlah apa yg sudah kau berikan pada negara"

Ya, kita masih tetap prihatin pada kondisi negara kita, Kita prihatin dengan tertangkapnya Hakim Tipikor Semarang karena menerima suap di hari Kemerdekaan ini, kita prihatin karena namanya adalah "Kartini". saya prihatin oleh karena itu seketika saya update status twitter saya : "Kartini malu dan menagis karena namanya dijadikan namamu Bu... #koruptor" . Tapi jika kita hanya prihatin apa bedanya antara kita dengan Presiden kita? Mari kawan, berkontribusi...minimal dgn gagasanmu atau suaramu.

BTW, terima kasih banyak atas ucapan ulang tahunnya walaupun sy tidak pernah mengucapkan itu pada siapapun... Karena bagi saya ulang tahun bukan hal yg harus diselamati, dia adalah tanda berkurangnya jatah hidup kita di dunia. Tapi tetap saya ucapkan Terima Kasih sekali lagi. Adios.

by Reza (Notes) on Friday, August 17, 2012 at 5:28pm

No comments:

Post a Comment

bagaimana menurut kamu?